Kamis, 31 Oktober 2013

ASUS Fonepad Tablet 7 Inci dengan Fungsi Telepon




Perkembangan teknologi saat ini memang sangat pesat, berbagai macam alat komunikasi diciptakan seiring dengan berjalannya waktu. Saat ini banyak sekali para pencinta teknologi mengincar berbagai alat komunikasi yang cocok dan sesuai dengan selera mereka masing-masing. Entah itu produk lokal maupun luar, semua menjadi incaran konsumen. Salah satu alat komunikasi yang disukai masyarakat banyak biasanya tablet, dengan alasan layar yang cukup besar dibandingkan dengan handphone atau smartphone, bisa digunakan untuk membaca berita atau informasi dengan leluasa karena layar yang disediakan cukup besar, lebih enak dipakai main game, dan lain-lain. Semua alasan tersebut sebenarnya mengacu kepada layar, alasan mereka menggunakan tablet hanya karena tablet memiliki layar yang besar dibandingkan dengan handphone atau smartphone, tablet biasanya memiliki layar berukuran 7 inch, 8 inch, dan 10 inch.

              Meskipun tablet hanya mempunyai camera dengan pixel yang rendah dan konektivitas yang disediakan tablet terbatas tetapi konsumen lebih memilih tablet sebagai pelengkap, orang yang mempunyai tablet rata-rata mempunyai handphone juga untuk menelepon, sms, mengirim e-mail, memakai jejaring sosial seperti whats up, line, facebook, twitter, dan lain-lain. Kenapa begitu? karena kebanyakan tablet yang beredar di pasaran tidak bisa dipakai telepon, konektivitas yang disediakan tablet  hanya berupa WiFi (WiFi only no GSM or 3G). Di Indonesia jaringan wifi tidak seperti di luar negeri (belum begitu luas), oleh karena itu sebagian besar orang yang punya prinsip hemat dan tidak mau ribet, akan berpikir dua kali untuk membeli tablet. Namun tidak jarang orang-orang tersebut mencari informasi mengenai tablet yang multifungsi, atau dengan kata lain bisa dipakai untuk menelepon dan terhubung ke internet dengan mudah di mana saja tanpa harus mencari jaringan WiFi.

             Keadaan tersebut mendorong ASUS, sebagai pemimpin global di era digital untuk menghadirkan ASUS Fonepad, produk yang mampu memenuhi kebutuhan itu. ASUS menghadirkan sebuah tablet yang multifungsi, bisa digunakan untuk telepon dan terhubung ke jejaring sosial dengan mudah tanpa harus susah payah mencari area yang ada WiFi-nya. Tablet multifungsi itu biasa disebut sebagai phablet.  Berikut ini akan dijelaskan lebih detail lagi mengenai produk ASUS Fonead tersebut:



Pertama dengan Intel Lexington

ASUS Fonepad merupakan tablet 7 inci dengan fitur yang memungkinkan penggunanya menerima atau melakukan panggilan suara, mengirimkan SMS, ataupun MMS. Fitur ini membuat tablet Fonepad memiliki fungsi layaknya sebuah smartphone.

Dari sisi desain, tablet yang hadir dalam pilihan warna Titanium Gray atau Champagne Gold ini menggunakan casing berbahan metallic finish sehingga memperkuat kesan elegan pada ASUS Fonepad. Desainnya yang minimalis, rapi, tanpa mengumbar banyak port atau konektor pada sekeliling body-nya, hal itu terlihat pada penempatan slot MicroSD dan Micro SIM card yang ada di dalam penutup belakang, bagian atas Fonepad. Penempatan tersebut semakin menegaskan desain Fonepad yang secara keseluruhan menjadikan Fonefad sebagai tablet kelas premium.

Untuk memperkuat tablet, ASUS memilih prosesor Intel Atom Z2420 Lexington, yang merupakan prosesor berkecepatan 1,2GHz dan memiliki fitur HyperThreading. Pemilihan prosesor ini sekaligus membuat Fonepad menjadi tablet 7 inci pertama di dunia yang menggunakan prosesor tersebut. Dengan kecepatan 1,2GHz memungkinkan pengguna untuk melakukan koneksi ke jaringan internet dengan cepat.

Layar 7 inci yang digunakan Fonepad mendukung resolusi HD yakni 1280x800. Penggunaan panel IPS menjadikan tablet ini punya tampilan yang tetap tajam, warna cerah meski dilihat dari berbagai sudut, hingga 178 derajat. Di bagian depan, tersedia kamera 1,2MP dan kamera 3MP auto focus di bagian belakang dapat digunakan untuk merekam video beresolusi HD 720p. Dengan resolusi HD yang dimiliki Fonefad, pengguna dapat menonton video dan memainkan game dengan leluasa.

Untuk menyimpan data, tablet 10 finger multi-touch berbasis Android 4.1 Jelly Bean ini menyediakan penyimpanan 8 atau 32GB dan dapat diekspansi hingga 32GB lagi lewat slot MicroSD. Jika belum mencukupi, ASUS juga menyediakan online storage sebesar 5GB yang bisa digunakan secara cuma-cuma selamanya oleh pengguna.

Media penyimpanan berbasis cloud ini juga memiliki fitur Webstorage Office yang memungkinkan pengguna membuka, membuat, mengedit, atau melakukan sharing dokumen MS Word, Excel dan PowerPoint lewat Fonepad tanpa perlu menginstalasikan Microsoft Office.

Lalu, bagaimana dengan masa aktifnya? Dengan baterai sebesar 4270mAh, pengguna dapat memainkan video beresolusi HD 720p hingga 9,5 jam pada Fonepad. Jika pengguna perlu melakukan panggilan telepon di jaringan 3G, baterai tersebut mampu memasok daya hingga 31 jam.

Fonepad saat ini dipasarkan dengan harga yang terjangkau, yaitu Rp2.999.000 untuk kapasitas 8GB dan Rp3.699.000 untuk kapasitas 32GB.

Untuk tampilan ASUS Fonefad bisa di lihat pada gambar di atas, atau untuk lebih jelasnya lagi berikut ini merupakan video demo dari ASUS Fonefad, silahkan disimak ^__^



Rabu, 30 Oktober 2013

TELEMATIKA DAN PERKEMBANGANNYA DI INDONESIA



a.     Pengertian Telematika

Kata “Telematika” sebenarnya berasal dari bahasa Prancis yaitu “Telematique”, yang dapat diartikan sebagai bertemunya system jaringan komunikasi dan teknologi informasi.

Menurut Yusuf Hadi Miarso ( 2007 ) telematika merupakan sinergi teknologi telekomunikasi dan informatika untuk keperluan pemrosesan data dengan sistem binary ( digital ). Telekomunikasi adalah sistem hubungan jarak jauh yang terjalin melalui saluran kabel dan nirkabel ( gelombang suara, elektromagnetik, dan cahaya ). Sedangkan informatika adalah pengelolaan data yang bermakna dengan sistem binary ( digital ). Istilah Teknologi dan Komunikasi (ICT = Information and Communication Technology ) yang lebih dikenal sekarang ini bermaksud memperluas pengertian telematika.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa telematika adalah penggabungan (konvergensi) antara teknologi telekomunikasi, media dan informatika yang digunakan untuk pemrosesan data dengan system binary atau digital.

b.     Perkembangan Telematika

Perkembangan telematika di Indonesia terbagi menjadi 3 periode, yaitu:

1.       Periode Rintisan
Periode Rintisan di Indonesia terhadap Timor Portugis, peristiwa Malari, Pemilu tahun 1977, pengaruh Revolusi Iran, dan ekonomi yang baru ditata pada awal pemerintahan Orde Baru, melahirkan akhir tahun 1970-an penuh dengan pembicaraan politik serta himpitan ekonomi. Sementara itu sejarah telematika mulai ditegaskan dengan digariskannya arti telematika pada tahun 1978 oleh warga Prancis. Mulai tahun 1970-an inilah Toffler menyebutnya sebagai zaman informasi.

Namun, karena perhatian yang minim dari masyarakat Indonesia dan ketersediaan pasokan listrik yang terbatas, membuat Indonesia tidak menghiraukan perkembangan telematika. 

Walaupun demikian, dalam waktu satu dasawarsa, pembelajaran menggunakan teknologi informasi, telekomunikasi, multimedia mulai dilakukan. Jaringan telepon, saluran televisi nasional, stasiun radio nasional dan internasional, serta komputer mulai dikenal di Indonesia, walaupun penggunanya masih terbatas. Kemampuan ini dilatar belakangi oleh kepemilikan satelit dan perekonomian yang meningkat dengan diberikannya penghargaan swasembada pangan dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kepada Indonesia pada tahun 1984. 

Penggunaan teknologi telematika oleh masyarakat Indonesia masih terbatas. Sarana kirim pesan seperti yang sekarang dikenal sebagi email dalam suatu group, dirintis pada tahun 1980-an. Mailinglist (milis) tertua di Indonesia dibuat oleh Johny Moningka dan Jos Lukuhay, yang mengembangkan perangkat “pesan” berbasis “unix”, “ethernet”, pada tahun 1983 bersamaan dengan berdirinya internet sebagai protokol resmi di Amerika Serikat.

2.       Periode pengenalan

Periode Pengenalan berawal pada tahun 1990-an, teknologi telematika sudah banyak digunakan dan masyarakat mengenalnya. Jaringan radio amatir yang jangkauannya sampai ke luar negeri mulai marak pada awal tahun 1990. Hal ini juga merupakan efek kreativitas anak muda ketika itu setelah dipinggirkan dari panggung politik. Karena hal itu kemudian disediakan wadah baru dan dikenal sebagai Karang Taruna.

Internet masuk ke Indonesia pada tahun 1994. Penggunanya tidak terbatas pada kalangan akademisi, akan tetapi sampai ke meja kantor. ISP (Internet Service Provider) pertama di Indonesia adalah IPTEKnet, dan pada tahun yang sama, beroperasi ISP komersil pertama, yaitu INDOnet. Dua tahun keterbukaan informasi ini, salah satu dampaknya adalah mendorong kesadaran politik dan usaha dagang. Hal ini juga didukung dengan hadirnya televisi swasta nasional, seperti RCTI (Rajawali Citra Televisi) dan SCTV (Surya Citra Televisi) pada tahun 1995-1996.

Teknologi telematika, seperti computer, internet, pager, handphone, teleconference, siaran radio dan televise internasional – tv kabel Indonesia, mulai dikenal oleh masyarakat Indonesia. Periode pengenalan telematika ini mengalami lonjakan pasca kerusuhan Mei 1998. Masa krisis ekonomi ternyata menggairahkan telematika di Indonesia. Sementara itu, kapasitas hardware mengalami peningkatan, ragam teknologi software terus menghasilkan yang baru, dan juga dilanjutkan mulai bergairahnya usaha pelayanan komunikasi (wartel), rental computer, dan warnet (warung internet). Kebutuhan informasi yang cepat dan tanggap dalam menyongsong tahun 2000.

3.       Periode aplikasi

Periode Aplikasi  pada tahun 2000 banyak disalah artikan, gejala yang serba bebas, seakan tanpa aturan, Pembajakan software, Hp illegal, perkembangan teknologi computer, internet, dan alat komunikasi lainnya, dapat dengan mudah diperoleh, bahkan dipinggir jalan atau kios-kios kecil. Keterjangkauan secara financial yang ditawarkan, dan gairah dunia digital di era millenium ini, bukan hanya mampu memperkenalkannya kepada masyarakat luas, akan tetapi juga mulai dilaksanakan dan diaplikasikan. Di pihak lain, semuanya itu dapat berlangsung lancar dengan tersedianya sarana transportasi, kota-kota yang saling terhubung, dan industri telematika dalam negeri yang terus berkembang. Awal era millenium pemerintah Indonesia serius menaggapi perkembangan telematika dalam bentuk keputusan politik.

Keputusan Presiden No. 50 Tahun 2000 tentang Tim Koordinasi Telematika Indonesia (TKTI), dan Instruksi Presiden No. 6 Tahun 2001 tentang Pendayagunaan Telematika. Dalam bidang yang sama, khususnya terkait dengan pengaturan dan pelaksanaan mengenai bidang usaha yang bergerak di sector telematika, diatur oleh Direktorat Jendral Aplikasi Telematika (Dirjen Aptel) yang kedudukannya berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Komunikasi dan Informasi Republik Indonesia.


c.     Perkembangan telematika dan kaitannya dengan Komputer

Teknologi mobile phone begitu cepat pertumbuhannya. Muatannya yang mencapai 1 Gigabyte, dapat  terkoneksi dengan internet juga stasiun televisi serta teleconference melalui 3G. Teknologi computer, kini hadir dengan skala tera (1000 Gigabyte), multi processor, multislot memory, dan jaringan internet berfasilitas wireless access point. Bahkan, pada café dan kampus tertentu internet dapat diakses dengan mudah dan gratis.

Terkait dengan hal tersebut, Depkominfo mencatat bahwa sepanjang tahun 2007 yang lalu, Indonesia telah mengalami pertumbuhan 48% persen terutama di sektor sellular yang mencapai 51% dan FWA yang mencapai 78% dari tahun sebelumnya. Selain itu, tingkat kepemilikan komputer pada masyarakat juga mengalami pertumbuhan sangat signifikan, mencapai 38.5 persen. Sedangkan angka pengguna Internet mencapai jumlah 2 juta pemakai atau naik sebesar 23 persen dibanding tahun 2006.

d.     Trend Kedepan Telematika

Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) juga tidak akan kalah dengan perkembangan TIK saat ini. Perangkat komputasi berskala terabyte, penggunaan multicore processor, penggunaan memory dengan multi slot serta peningkatan kapasitas harddisk multi terabyte akan banyak bermunculan dengan harga yang masuk akal. Komputasi berskala terabyte ini juga didukung dengan akses wireless dan wireline dengan akses bandwidth yang mencapai terabyte juga. 

Hal ini mengaakibatkan pertumbuhan faktor baru dari perkembangan teknologi. Antarmuka (interface) pun sudah semakin bersahabat, lihat saja software Microsoft, desktop UBuntu, GoogleApps, YahooApps Live semua berlomba menampilkan antarmuka yang terbaik dan lebih bersahabat dengan kecepatan akses yang semakin tinggi. Hal ini ditunjang oleh search engine yang semakin cepat mengumpulkan informasi yang dibutuhkan oleh penggunannya.

Pada akhirnya, era robotik akan segera muncul. Segenap mesin dengan kemampuan adaptif dan kemampuan belajar yang mandiri sudah banyak dibuat dalam skala industri kecil dan menengah, termasuk di tanah air. Jadi, dengan adanya teknologi manusia akan terus berkembang sehingga akan ada harapan-harapan tentang masa depan yang lebih baik.

Sumber Referensi:
http://dim24.wordpress.com/2011/10/11/pengertian-dan-perkembangan-telematika-di-indonesia/
http://id.wikipedia.org/wiki/Telematika
http://riesdis.wordpress.com/2012/10/21/perkembangan-telematika-di-indonesia/
http://code86.wordpress.com/2009/10/09/definisi-telematika-perkembangan-telematika-dan-trend-ke-depan-telematika/

Rabu, 16 Oktober 2013

Analisa Website Pemda Bali, Kabupaten Bangli

Nama: Amelia Pratiwi
NPM : 10110606
Kelas : 4KA01


Berikut ini akan dijelaskan mengenai analisa website kabupaten Bangli. Alamat website kabupaten Bangli adalah sebagai berikut >>> http://www.banglikab.go.id/














Dalam penilaian dilakukan standarisasi range nilai yang diberikan. Range nilai yang diberikan yaitu :

1-5             : Tidak Bagus
6-7             : Cukup Bagus
8-10           : Bagus

Faktor yang dijadikan sebagai bahan penilaian yaitu dari masing-masing unit dibawah ini :














Penjelasan Unit Analisis Dalam Setiap Kategori

1.      Informasi Menu Utama dalam Web Site

      a.       Potensi Daerah
Menginformasikan tentang kondisi kabupaten yang bersangkutan seperti investasi, pariwisata dan penjualan hasil alam di kabupaten tersebut.

      b.      Komuditas Utama
Menginformasikan kekayaan alam yang terkandung di kabupaten tersebut yang berfungsi untuk menambah pemasokan daerah. Contohnya dalam sektor pertanian, industri pengembangan kopi, kelapa, cengkeh, kelapa pohon, ubi jalar dan industri pengembangan anyaman bambu, pengolahan kubis, gula semut, alkohol teknis dan pengolahan jagung.

      c.       Kualitas SDM
Menginformasikan kualitas masyarakat pada kabupaten yang bersangkutan, seperti latar belakang pendidikan yang harus dimiliki pada setiap masyarakat supaya dalam penempatan karyawan pada suatu perusahaan lebih mudah dan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka dapat.

2.      Informasi Tambahan Dalam Fasilitas Website

      a.       Tahap I
Merupakan informasi tambahan mengenai prestasi yang pernah diraih oleh masing-masing kabupaten.

      b.      Tahap II
Merupakan informasi tambahan mengenai kegiatan perniagaan yang terdapat di masing-masing kabupaten. 

     c.       Tahap III
Merupakan informasi tambahan baik informasi secara umum diluar dari kegiatan pemerintahan maupun informasi khusus yang berkaitan dengan kegiatan pemerintahan kabupaten.

3.      Penyediaan Hubungan

      a.       G2C (Government To Customer)
Hubungan langsung ke masyarakat contohnya komunikasi secara online antara user dengan website kabupaten tersebut.

      b.      G2B (Government To Business)
Melakukan kerjasama antara beberapa perusahaan untuk menghasilkan suatu keuntungan (bisnis). Contohnya dalam bidang pariwisata yang bekerjasama dengan perusahaan lain yang bersangkutan seperti penginapan dan travel agent.

      c.       G2G (Government To Government)
Menjelaskan tentang hubungan kerjasama antara beberapa kabupaten lain atau hubungan dengan masing-masing dinas pemerintahan daerah yang ada.

4.      Aksesibilitas
Merupakan  kecepatan jaringan untuk mengakses pada setiap menu. Lama waktu yang digunakan sebagai batasan yaitu <10 detik, 10-30 detik dan >30 detik.

5.      Design

      a.       Animasi
Ada sebuah benda atau gambar yang didesign untuk bergerak. Animasi ditampilkan menggunakan flash atau piranti yang lain.

      b.      Grafis
Gambar-gambar atau tampilan yang ada memiliki perpaduan warna yang senada. Dilihat dari tampilan background website.

      c.       Teks
Merupakan tulisan yang menjelaskan tentang website secara mendetail dan dalam penulisannya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti.

6.      Jumlah Tingkatan Informasi

     a.       Tingkat 1
Persiapan, meliputi pembuatan situs informasi di setiap lembaga, penyiapan SDM, penyiapan sarana akses yang mudah, misalnya Warnet dll.

     b.      Tingkat 2
Pematangan, meliputi pembuatan situs informasi public interaktif dan pembuatan antar muka keterhubungan dengan lembaga lain.

     c.       Tingkat 3
Pemantapan, meliputi pembuatan situs transaksi pelayanan public dan pembuatan interoperabilitas aplikasi dan data dengan lembaga lain.

     d.      Tingkat 4
Pemanfaatan, meliputi pembuatan aplikasi untuk pelayanan yang bersifat G2G (interagency relationship), G2B (Government to Business) dan G2C (Government to Citizen) yang terintegrasi.


Berikut ini merupakan hasil dari analisa website kabupaten Bangli.

Tabel Penilaian




Perhitungan:

  1. Informasi menu utama dalam website
·         Potensi Daerah            : 7/10 * 40% = 28%
·         Komoditas Utama       : 8/10 * 30% = 24%
·         Kualitas SDM             : 6/10 * 30% = 18%
Jumlah % nilai = (28%+24%+18%) * 25%
                           = (0.28+0.24+0.18) * 25%
                           = 17.5%

  1. Informasi Tambahan Dalam Fasilitas Website
·         Tahap I                        : 4/10 * 20% = 8%
·         Tahap II                      : 7/10 *30% = 21%
·         Tahap III                     : 6/10 * 50% = 30%
Jumlah nilai = (8%+21%+30%) * 20% 
                      = (0.08+0.21+0.3) * 20%
                      = 11.8%
 
  1. Penyediaan Hubungan
·         G2C                : 7/10 *40% =28%
·         G2B                : 8/10 *30% = 24%
·         G2G                : 5/10 * 30% = 15%
Jumlah nilai = (28%+24%+15%) * 15% 
                                  = (0.28+0.24+0.15) * 15%
                                  = 10.05%


  1. Aksesibilitas
·         10 – 30 detik   : 9/10 * 70% = 63%
Jumlah nilai = (63%) * 10%  = (0.63) * 10% = 6.3%

  1. Design
·         Animasi           : 8/10 * 30% = 24%
·         Grafis              : 7/10 * 30% = 21%
·         Teks                 : 8/10 * 40% = 32%
Jumlah nilai = (24%+21%+32%) * 10% 
                      = (0.24+0.21+0.32) * 10%
                      = 7.7%

  1. Jumlah Tingkatan Informasi
·         Tingkat 1         : 8/10 * 25% = 20%
·         Tingkat 2         : 8/10 * 25% = 20%
·         Tingkat 3         : 7/10 * 25% = 17.5%
·         Tingkat 4         : 6/10 * 25% = 15%
Jumlah nilai = (20%+20%+17.5%+15%) * 20% 
                      = (0.2+0.2+0.175+0.15) * 20%
                      = 14.5%

\     Jumlah hasil perhitungan = 17.5% +11.8% + 10.05% +6.3% + 7.7% + 14.5% = 67.85%


Kesimpulan:

Pada analisis website kabupaten Bangli diperoleh hasil presentasi nilai sebesar 67.85%. Website kabupaten Bangli sudah lumayan bagus namun masih belum ada ketersediaan G2G, layanan pembuatan KTP secara online, akte kelahiran, dan lain sebagainya. Kotak saran yang ada di website pun, terlihat tidak ditanggapi oleh pemerintah kabupaten Bangli, komunikasi masih satu arah. Selayang pandang dan sejarah Kabupaten Bangli atau Profile Kabupaten Bangli sudah lumayan lengkap.